SEJARAH,
PENGERTIAN, PEMAKAI, DAN MACAM AKUNTANSI
|
- SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI.
1. Perkembangan
Akuntansi dan Sistem Pembukuan Berpasangan
Sejak
perekonomian makin berkembang, kejadian – kejadian yang berhubungan dengan
keuangan telah dicatat menggunakan batu, kulit kayu dan sebagainya. Catatan
tertua mengenai kejadian ekonomi tersebut telah ditemukan pada masa 3600 SM di
Babilonia. Catatan yang sama juga ditemukan di Mesir dan Yunani Kuno.
Setelah
angka- angka desimal Arab dikenal, pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan
di Italia, yang pada akhirnya ditemukan sistem pembukuan berpasangan (double entry system) yang dikembangkan
oleh pedagang – pedagang Venesia.
Pada
tahun 1494, Lucas Paciolo, seorang pemuka agama dan ahli Matematika menulis
sebuah buku yang berjudul “ Summa de Arithmetica, Geometrica, Proportioni Et
Proportionalita”, dimana dalam buku yang berisi ilmu pasti tersebut terdapat
pelajaran pembukuan dalam bagian yang berjudul “Tractatus De Computis Et
Scriptorio”.
Buku
tersebut selanjutnya berkembang di Eropa Barat, selanjutnya perkembangan sistem
pembukuan mengikuti asal negaranya, misalnya sistem Belanda (sistem
Kontinental) serta sistem Inggris dan Amerika Serikat (system Anglo–Saxon).
2.
Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo-Saxon
Pada
abad pertengahan Venesia merupakan pusat perdagangan dunia. Saat terjadi
revolusi industri, maka pusat perdagangan berpindah ke Inggris. Sistem
pembukuan berpasangan yang dikenal dengan akuntansi pada abad ke-19 kemudian
berkembang di Amerika dengan istilah accounting.
Akuntansi
tidak sama dengan pembukuan, walaupun akuntansi berasal dari pembukuan
berpasangan yang dikembangkan. Akuntansi lebih luas ruang lingkupnya, dimana
pembukuan termasuk didalamnya.
Sebelum tahun 1960, di Indonesia
dikenal pembukuan cara Belanda (sistem Kontinental). Setelah tahun 1960,
akuntansi cara Amerika (sistem Anglo-Saxon) dikenalkan di Indonesia, yang terus
digunakan sampai sekarang.
B.
PENGERTIAN, KEGUNAAN, PEMAKAI, DAN BIDANG AKUNTANSI
- Pengertian Akuntansi
Ditinjau
dari segi bahasa, istilah accounting berasal dari kata “to account” yang
berarti menghitung atau mempertanggungjawabkan. Istilah “account” diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia menjadi “akun” atau “perkiraan”.
Ditinjau
dari segi rangkaian prosedur, akuntansi didefinisikan sebagai “suatu teknik atau seni (art) untuk
mencatat, menggolongkan dan menyimpulkan transaksi-transaksi, atau
kejadia-kejadian yang bersifat keuangan, dalam nilai mata uang, serta
menganalisis hasil dari teknik tersebut”. Dengan kata lain akuntansi adalah
seni pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran segala transaksi dan kejadian
yang bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan hasilnya.
Dalam
pengertian yang luas, definisi akuntansi adalah “proses identifikasi, pengukuran, dan komunikasi dari informasi ekonomi
untuk dapat menghasilkan pertimbangan dan keputusan bagi pemakai informasi
tersebut”.
- Kegunaan Akuntansi
Secara
singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pokok dari akuntansi adalah menyediakan
informasi dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi pimpinan perusahaan,
serta pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi-informasi tersebut, baik dari
dalam perusahaan (intern) maupun dari luar perusahaan (ekstern).
Akuntansi
menyediakan cara-cara untuk mengumpulkan dan melaporkan data ekonomis kepada
bermaca-macam pihak yang membutuhkan. Pemilik dan calon pemilik dapat
mengetahui bagaimana posisi keuangan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Pihak Bank atau pemberi kredit dapat menilai kemampuan perusahaan dalam
beroperasi yang pada gilirannya mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi
sebelum memberi pinjaman. Badan pemerintah berkepentingan terhadap kegiatan
perusahaan dalam kaitannya dengan penyusunan peraturan pemerintah, misalnya
peraturan perpajakan. Bahkan karyawan berkepentingan terhadap jalannya operasi
perusahaan untuk mempertimbangkan stabilitas usaha perusahaan dan keuntungan
yang mungkin dapat dinikmati oleh karyawan tersebut.
- Pemakai Informasi akuntansi
Pemakai Internal. Yang termasuk pemakai
informasi internal adalah manajer, pimpinan perusahaan. Manajer (pimpinan)
perusahaan, mulai dari level terendah sampai level tertinggi, memerlukan
informasi akuntansi yang berkaitan dengan tanggung jawab masing-masing. Dengan
adanya informasi akuntansi yang cepat dan akurat, dapat diambil keputusan yang
tepat pula.
Pemakai Eksternal. Yang termasuk
pemakai informasi eksternal adalah pemegang saham, calon penanam saham
(investor), kreditur atau calon kreditur, para pekerja/karyawan/serikat
karyawan, pemerintah, dan kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Pemegang saham
perlu mengetahui perkembangan dan kondisi perusahaan melalui laporan keuangan.
Laporan keuangan tersebut merupakan pertanggungjawaban keuangan formal oleh pimpinan/pengelola
perusahaan atas kepercayaan yang diberikan dalam mengelola perusahaan tersebut.
Kreditur atau calon kreditur memerlukan informasi akuntansi dalam bentuk
laporan keuangan untuk dijadikan pertimbangan dalam memberikan kredit. Selain
itu juga laporan keuangan dibutuhkan
untuk memantau kondisi dan perkembangan keuangan perusahaan agar kepentingan
para kreditur senantiasa terlindungi. Para pekerja/karyawan memerlukan
informasi akuntansi karena berkepentingan atas kelangsungan hidup perusahaan dan
jaminan sosial yang mereka harapkan. Pemerintah berkepentingan terhadap
informasi akuntansi dalam kaitannya dengan pemantauan atas pelaksanaan suatu
peraturan, data melalui sensus, data statistic, dan sebagainya.
- Bidang Akuntansi
Bidang-bidang spesialis dalam
akuntansi adalah sebagai berikut:
- Akuntansi keuangan (Financial Accounting), yang merupakan aplikasi akuntansi secara keseluruhan untuk suatu unit ekonomi. Fungsi pokoknya adalah memelihara catatan atas transaksi-transaksi usaha dan menyiapkan laporan-laporan berkala atas usaha tersebut serta teknik dan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam melaksanakan tugas ini.
- Akuntansi Manajemen (Management Accounting), yang menyiapkan data historis maupun taksiran (estimated) dalam membantu pekerjaan manajemen sehari-hari dan merencanakan operasi perusahaan.
- Akuntansi Biaya ( Cost Accounting), berhubungan dengan penentuan serta pengawasan biaya dalam suatu perusahaan, terutama untuk perusahaan industri (manufactured). Dalam perusahaan industri umumnya diperlukan perhitungan biaya produksi, distribusi biaya-biaya, penyusunan laporan biaya, penentuan biaya berdasarkan departemen, fungsi, aktivitas produksi, dan lain-lain. Tugas akuntan di bidang ini antara lain menganalisis data mengenai biaya, baik yang aktual maupun yang direncanakan, untuk tujuan pengawasan serta perencanaan di masa yang akan datang.
- Akuntansi Pemeriksaan (Auditing), meliputi pemeriksaan independen atas pekerjaan-pekerjaan akuntansi secara menyeluruh. Bidang ini meliputi pemberian pendapat atas kelayakan dari laporan keuangan yang disusun.
- Akuntansi Perpajakan (Taxation), meliputi persiapan untuk pelaporan, pembayaran pajak ataupun pemgembalian pajak, serta pemenuhan prosedur-prosedur perpajakan. Akuntan yang bergerak di bidang ini harus memahami semua peraturan perpajakan yang berlaku di negara yang bersangkutan.
- Akuntansi Pemerintahan ( Governmental Accounting), merupakan bidang khusus dalam mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi yang dilakukan pemerintah serta lembaga-lembaga pemerintahan. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan informasi akuntansi dalam administrasi negara dan mengawasi keuangan pemerintah sesuai mata anggaran masing-masing.
- Akuntansi Anggaran (Budgeting), menyajikan rencana keuangan untuk suatu periode melalui perkiraan dan menyiapkan perbandingan antara operasi yang sebenarnya dan rencana operasi yang akan datang. Bidang ini seringkali sudah tercakup dalam akuntansi manajemen.
- Sistem Akuntansi (Accounting System), merupakan bidang yang berkaitan dengan penerapan/aplikasi dari suatu sistem (sistem pencatatan serta pelaporan dan analisis data keuangan perusahaan). Sistem ini dimaksudkan untuk menghasilkan cara pengamanan atas harta perusahaan.
- Akuntansi Sosial (Social Accounting), merupakan bidang yang bertujuan melakukan pengukuran atas keuntungan dan kerugian masyarakat atas adanya suatu usaha/perusahaan di lingkungan masyarakat tersebut.
- Profesi Akuntan
Akuntan
merupakan suatu profesi yang setara dengan profesi dokter, pengacara, atau
insinyur. Masyarakat memberikan penghargaan khusus pada profesi-profesi
tersebut karena kewenangan teknisnya itu tidak lazim dimiliki oleh orang biasa.
Profesi akuntan dapat digolongkan menjadi:
- Akuntan Publik, yaitu akuntan yang berprofesi sebagai pemeriksa bebas (independen) terhadap laporan keuangan perusahaan. Hasil pemeriksaan mereka dinyatakan dalam laporan akuntan yang berisi pendapat mereka tentang kewajaran atau kelayakan laporan keuangan yang diperiksanya. Akuntan Publik terikat pada kode etik profesi dan melakukan pemeriksaan sesuai norma-norma pemeriksaan akuntan.
- Akuntan Manajemen, yaitu akuntan yang bekerja sebagai akuntan internal suatu perusahaan. Mereka menduduki salah satu jabatan dalam perusahaan dan bertanggung jawab atas fungsi akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen.
- Akuntan Pemerintah, yaitu akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah. Tugas mereka bervariasi, mulai dari mengawasi keuangan dan kekayaan negara sampai mengelola kekayaan dan keuangan negara.
- Akuntan Pendidik, yaitu akuntan-akuntan yang menjadi tenaga pengajar (dosen). Akuntan-akuntan ini bekerja untuk pendidikan dan pengembangan akuntansi.
BAB II
AKUN DAN KODE AKUN
|
A. ARTI DAN PENGGOLONGAN AKUN
1.
Pengertian Akun
Akun adalah daftar atau
tempat yang digunakan untuk mencatat dan menggolongkan tiap-tiap transaksi yang
mengakibatkan perubahan-perubahan pada harta, utang, modal, pendapatan, dan
biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang, modal, pendapatan dan beban disediakan
sebuah akun tersendiri. Dengan demikian banyaknya akun yang diperlukan oleh
setiap perusahaan berlainan dengan perusahaan lain, yaitu disesuaikan dengan
kebutuhan.
2.
Penggolongan Akun
Akun pada umumnya dapat
digolongkan menurut sifatnya (karakteristik), yaitu meliputi harta, utang,
modal, pendapatan, dan beban. Tiap-tiap golongan dapat dikelompokan lagi
kedalam sub golongan. Kemudian sub golongan dapat dipecah lagi menjadi beberapa
jenis. Sehingga setiap jenis benar-benar hanya tersedia sebuah akun.
a.
Harta (Assets), adalah semua hak milik
(kekayaan) perusahaan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang
dapat dinilai dengan uang. Pada umumnya harta dapat dibagi menjadi 5 golongan:
1)
Harta Lancar (Current Assets), yaitu
uang tunai dan harta lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam
jangka waktu 1 tahun atau kurang, melalui operasi normal perusahaan. Yang
termasuk golongan ini antara lain :
-
Kas (Cash), yaitu semua uang tunai dan surat berharga yang
berfungsi sebagai uang tunai.
-
Efek (Surat Berharga), yaitu surat
berharga berupa saham atau obligasi yang dapat diperjualbelikan melalui bursa.
-
Piutang (Account Receivable), yaitu
tagihan kepada pihak lain tanpa perjanjian tertulis yang pelunasannya terjadi
dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun.
-
Wesel Tagih (Notes Receivable), yaitu tagihan kepada pihak lain dengan perjanjian tertulis yang
pelunasannya terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun.
-
Perlengkapan (supplies), barang habis
pakai yang digunakan untuk kegiatan perusahaan dalam jangka waktu dibawah satu
tahun.
-
Beban Dibayar Di muka, yaitu
beban yang telah dikeluarkan tetapi belum menerima manfaatnya atau belum
menjadi kewajiban. Contoh: sewa dibayar di muka, bunga dibayar di muka.
-
Pendapatan yang Akan Diterima,
yaitu pendapatan atas pekerjaan yang telah diselesaikan, tetapi belum menerima
pembayarannya.
-
Persediaan, yaitu barang siap
untuk dijual.
2)
Investasi Jangka Panjang(Long Term Investment),yaitu investasi yang dimaksudkan untuk menguasai perusahaan atau
memperoleh penghasilan tetap. Termasuk didalamnya antara lain: penanaman modal
dalam saham dan penanaman modal dalam obligasi.
3)
Harta Tetap (Fixed Assets), adalah harta
berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan yang mempunyai umur
ekonomis lebih dari satu tahun atau yang bukan merupakan barang dagangan yang
akan dijual. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain: kendaraan, peralatan
kantor, mesin-mesin, gedung dan tanah. Harta tetap dalam penggunaannya secara
bertahap akan menyusut atau berkurang nilai kegunaannya kecuali tanah.
4)
Harta Tak Berwujud, yaitu harta yang
berupa hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan. Harta ini
antara lain:
-
Hak Patent, adalah hak tunggal yang
diberikan oleh pemerintah melalui
Direktorat Patent kepada seseorang atau badan untuk penemuan baru. Contoh
penemuan produk formula.
-
Hak Cipta, adalah hak tunggal yang
diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau badan untuk memperbanyak dan
menjual hasil karya seni atau karya intelektual. Contoh menulis buku, mencipta
lagu.
-
Hak Merk, adalah hak tunggal yang
diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau badan untuk menggunakan cap,
nama, logo, lambang, atau merk usaha.
-
Franchise, adalah hak tunggal atau
istimewa yang diperoleh suatu perusahaan dari pemerintah, orang, atau
perusahaan lain. Contoh: Franchise dari Kentucky Fried Chicken.
-
Goodwill, adalah suatu nilai lebih yang
dimiliki oleh suatu perusahaan karena adanya keistimewaan tertentu, misalnya
karena letak strategis, merk terkenal, personalia yang profesional, pelayanan
yang memuaskan, dll.
5)
Harta Lain-lain, yaitu harta yang tidak
dapat dikelompokan pada kriteria diatas.
Misalnya mesin yang tak terpakai, tanah yang tidak dijadikan tempat usaha.
b.
Utang/Kewajiban (Liabilities), yaitu
suatu kewajiban yang harus dibayar kepada pihak lain dalam jangka waktu
tertentu. Utang dibagi menjadi 2 golongan: utang lancar dan utang jangka
panjang.
1)
Utang Lancar (Current/Short term liabilities), yaitu suatu kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu kurang
dari satu tahun. Yang termasuk golongan ini adalah:
-
Utang Usaha (Account Payable), yaitu
utang jangka pendek yang tidak disertai perjanjian tertulis. Contoh utang yang
timbul akibat pembelian secara kredit.
-
Wesel Bayar (Notes Payable), yaitu utang jangka pendek dengan disertai perjanjian tertulis.
-
Beban yang masih harus dibayar, misalnya
utang gaji.
-
Pendapatan diterima di muka, misalnya
Sewa diterima di muka
2)
Utang Jangka Panjang (Long Term liabilities), yaitu kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu yang relatif
lama atau lebih dari satu tahun. Jika sebagian atau seluruh utang tersebut
telah jatuh tempo, maka bagian yang telah jatuh tempo tersebut menjadi utang
jangka pendek. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain:
-
Pinjaman Obligasi. Obligasi adalah surat bukti utang
perusahaan kepada pemegang obligasi disertai pembayaran bunga sesuai tingkat
bunga yang disepakati.
-
Utang Hipotik, yaitu utang jangka
panjang dengan jaminan harta tetap.
c.
Modal, yaitu kekayaan pemilik perusahaan
atau hak milik atas harta perusahaan.
d.
Pendapatan, yaitu penambahan dalam modal
perusahaan yang berasal dari kegiatan usaha. Pendapatan dapat dibedakan:
a.
Pendapatan Operasional, yaitu
pendapatan yang diperoleh dari usaha pokok/utamanya.
b.
Pendapatan Non Operasional,
yaitu pendapatan yang diperoleh diluar dari usaha pokok/utamanya. Misalnya dari
pendapatan bunga, pendapatan komisi, laba penjualan aktiva, dll.
e.
Beban, yaitu pengorbanan yang
dikeluarkan untuk memperoleh hasil. Beban dapat dibedakan menjadi:
a.
Operasional/Beban Usaha, yaitu beban
yang dikeluarkan untuk dapat mendapat hasil dari usaha pokoknya. Misalnya Beban
gaji, beban listrik, telepon, dll.
b.
Beban diluar usaha/Non Operasional,
yaitu beban yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan usaha
pokok/utamanya. Misalnya beban bunga, rugi penjualan aktiva.
2.
KODE AKUN
Untuk mempermudah pencatatan, akun
umumnya disusun sedemikian rupa dan diberi kode, agar lebih mudah mencarinya
dan mendapatkannya kembali pada kelompoknya masing-masing. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pemberian kode akun, yaitu :
- Kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat.
- Kode akun dalam penggunaannya harus konsisten.
- Jika ada penambahan akun baru, usahakan jangan sampai mengubah kode yang sudah ada .
Berikut beberapa macam kode akun :
1.
Kode Numeral, adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan nomor (0-9).
a.
Kode Nomor berurutan, pada cara ini akun dibei nomor secara berurutan. Nomor yang
diinginkan dapat mulai dari 1 atau 100 atau sesuai yang diinginkan. Cantoh :
Nomor Kode
|
Nama Akun
|
100
101
102
103
121
122
201
202
|
Kas
Bank
Piutang
Usaha
Wesel
Tagih
Tanah
Gedung
Utang
Usaha
Wesel
Bayar
|
b.
Kode Kelompok, dengan cara in akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok, dan setiap kelompok dibagi menjadi golongan dan seterusnya diberi
nomor kode tersendiri. Kode akun bisa terdiri atas 2,3, atau 4 angka yang
masing-masing mempunya arti tersendiri, misal : suatu akun kas diberi kode 111
(1 pertama : kelompok akun Harta; 1 kedua menunjukkan golongan akun Harta
Lancar; 1 ketiga menunjukkan jenis akun kas)
Nomor Kode
|
Arti
|
Angka
pertama
Angka
kedua
Angka
ketiga
Angka
keempat
|
Kelompok
Akun
Golongan
Akun
Subgolongan
Akun
Jenis
Akun
|
c.
Kode Blok, dalam cara ini, akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi beberapa golongan, dan tiap golongan
menjadi beberapa jenis. Masing-masing kelompok, golongan, dan jenis diberi satu
blok nomor kode yang berbeda. Contoh :
Kelompok
|
Kode
|
Harta
Utang
Modal
Pendapatan
Beban
|
100 – 199
200 – 299
300 – 399
400 – 499
500 - 599
|
Golongan
|
Kode
|
Harata
Lancar
Harta
Tetap
Utang
Lancar
Utang
Jgk. Pnjg
|
100 – 149
150 – 199
200 – 249
500 – 299
|
Jenis
|
Kode
|
Kas
Piutang
Peralatan
Kendaraan
Utang
usaha
|
100
101
150
151
201
|
2.
Kode Desimal, pada cara ini akun diklasifikasikan menjadi kelompok atau rubrik,
tiap rubrik menjadi golongan, dan tiap golongan dibagi menjadi jenis akun.
Setiap rubrik, golongan dan jenis akun diberi nomor kode mulai 0 sampai 9.
a.
Akun dibagi menjadi beberapa
rubrik, misalnya :
Rubrik
0 : Akun Harta Lancar
Rubrik
1 : Akun Harta Tetap
Rubrik
2 : Akun Utang Lancar
Rubrik
3 : Akun Utang Jangka Panjang
Rubrik
4 : Akun Modal
Rubrik
5 : Akun Pendapatan
Rubrik
6 : Rubrik Beban
b.
Rubrik dibagi menjadi beberapa
golongan, misalnya :
Rubrik
2 : Akun Utang Lancar
Golongan
20 : Utang
Usaha
Golongan
21 : Utang
Wesel
c.
Golongan dibagi menjadi
beberapa jenis, misalnya :
Golongan
20 : Utang
Usaha
Jenis
201 : Utang Gaji
Jenis
202 : Utang Sewa
3.
Kode Mnemonik, pada cara ini pemberian kode dilakukan dengan menggunakan huruf.
Contoh :
Jenis
|
Kode
|
Harta
Harta
Lancar
Harta
Tetap
Utang
Utang
Lancar
Modal
|
H
HL
HT
U
UL
M
|
4.
Kode Kombinasi Huruf dan
Angka, Cara ini dilakukan dengan mengkombinasikan
huruf dan angka untuk membentuk kode yang diinginkan. Contoh :
Jenis
|
Kode
|
Harta
Harta
Lancar
Kas
Piutang
Harta
Tetap
Utang
Utang
Lancar
Utang
Dagang
Modal
|
H
HL
HL 01
HL 02
HT
U
UL
UL 01
M
|
BAB
III
PERSAMAAN
AKUNTANSI
|
A.
KESEIMBANGAN ANTARA HARTA DAN
MODAL
Harta meruapakan kekayaan yang dimiliki
perusahaan dan merupakan sumber pembelajaran untuk melakukan kegiatan usaha.
Sumber pembelajaran menunjukkan siapa atau dari mana yang membelanjai harta
tersebut. Oleh karena itu, harta harus sama atau seimbang dengan suber
pembelanjaan. Sumber pembelanjaan yang berasal dari pemilik disebut modal.
Keseimbangan atau kesamaan biasanya
dinyatakan dalam suatub persamaan yang disebut persamaan akuntansi (accounting
equation). Hubungan kedua hal di atas dapat dinyatakan sebagai keseimbangan
antara harta dan modal. Jika dinyatakan dalam bentuk persamaan akuntansi adalah
sebagai berikut :
Harta perusahaan yang digunakan sebagai
sember pembelanjaan da;am kegiatan perusahaan dapat diperoleh dari 2 sumber,
yaitu pemilik dan kreditur. Sumber pembelanjaan dari pemilik disebut modal,
sedangkan yang berasal dari kreditur akan menimbulkan suatu kewajiban untuk
dikembalikan, yang disebut dengan utang. Apabila harta perusahaan diperoleh
dari 2 sumber, maka persamaan akuntansinya :
|
|||
|
Dalam akuntansi penulisan utang ditulis
sebelum modal, hal ini dimaksudkan dalam hal hak atas kekayaan, kreditur harus
didahulukan dari pemilik modal. Sedangkan hal pemilik ditangguhkan setelah
kewajiban kepada pihak lain dilunasi.
Dalam operasi usaha dimungkinkan adanya
pendaptan dan beban. Pendapatan merupakan kenaikan dari harta yang diperoleh
dari hasil penjualan barang atau jasa. Sedangkan beban merupakan penurunan
harta, karena merupakan pengorbanan untuk memperoleh pendapatan.
Pendapatan mempunyai sifat menambah
modal, sedangkan beban mempunyai sifat mengurangi modal. Dengan demikian
pendapatan dan beban akan mempengaruhi keadaan modal. Sehingga dalam persamaan
akuntansi dicatat dalam komponen modal. Namun untuk mengembangkan persamaan
akuntansi pencatatan pendapatan dan beban dapat dipisahkan dari modal. Bentuk
persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut :
|
B.
PENGARUH TRANSAKSI KEUANGAN
TERHADAP PERSAMAAN AKUNTANSI
Pengaruh transaksi terhadap persamaan
akuntansi dapat mengakibatkan penambahan atau pengurangan dalam beberapa komponen.
Perubahan dalam komponen dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Perubahan harta diikuti dengan perubahan harta lain dalam jumlah yang sama.
- Perubahan harta diikuti dengan perubahan utang atau sebaliknya dalam jumlah yang sama.
- Perubahan harta diikuti dengan perubahan modal dalam jumlah yang sama.
- perubahan harta diikuti dengan perubahan utang dan modal dalam jumlah yang sama.
C.
PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN
DALAM PERSAMAAN AKUNTANSI
Transaksi keuangan dapat mengakibatkan
perubahan dalam komponen persamaan akuntansi. Perubahan tersebut paling tidak
akan menyangkut 2 komponen. Semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan dapat
dicatat dalam persamaan akuntansi.
BAB
IV
TAHAP
PENCATATAN
|
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang
kegiatan usahanya menjual jasa. Dari jasa yang diberikan kepada pihak luar ini
perusahaan memperoleh pendapatan. Contoh perusahaan jasa : perusahaan angkutan,
salonkecantikan, perbengkelan, bioskop, kantor akuntan, dan lain-lain.
|
|
Kegiatan ini
akan selalu berulang, sehingga merupakan suatu siklus. Tahap-tahap kegiatan
mulai transaksi sapai penyusunan Lapoaran Keuangan periode akuntansi berikutnya
disebut sklus akuntansi (accounting cycle). Secara rinci siklus
akuntansi mencakup kegiatan : tahap pencatatan dan penggolongan serta tahap
pengikhtisaran.
Tahap Pencatatan dan Penggolongan
a.
Membuat/menerima bukti
pencatatan
b.
Mencatat dalam buku jurnal
c.
Memindahkan data dari jurnal ke
buku besar
Tahap Pengikhtisaran
- Menyusun Neraca Saldo
- Membuat Jurnal Penyesuaian
- Membuat Kertas Kerja/Neraca Lajur
- Menyusun Laporan Keuangan
- Membuat Jurnal Penutup
- Membuat Neraca Saldo Setelah Penutupan
A.
SUMBER PENCATATAN
1. Jenis-Jenis
Sumber Pencatatan
Kegiatan akuntansi bermula dengan
terjadinya trnasaksi, baik transaksi intern maupun ekstern. Transaksi ini perlu
diidentifikasikan dan diukur terlebih dahulu, maksudnya jika mempengaruhi
komposisi harta, utang dan modal perusahaan maka perlu diadakan pencatatan
dengan satuan nilai tertentu.
Secara umum transaksi yang sering
terjadi pada perusahaan jasa sekaligus merupakan sumber kegiatan akuntansi,
meliputi transaksi :
- Pengeluaran/pembayaran uang
- Penerimaan/pemasukan uang
- Penjualan/penyerahan jasa
- Pembelian/penerimaan barang/jasa
- Lain-lain (biasanya intern perusahaan).
2. Bukti
Pencatatan
Setiap transaksi yang memerlukan
pencatatan harus dibuatkan atau dimintakan bukti transaksi/pencatatan. Kegunaan
utama dari bukti transaksi/pencatatan adalah untuk menyediakan bukti tertulis
tentang transaksi yang dilaksanakan, sekaligus menghindari kemungkinan
terjadinya persengketaan di masa yang akan datang. Untuk itu, bukti yang kuat
apabila di dalamnya terdapat pengakuan dari pihak luar atau intern yang
berwenang berupa tanda tangan yang bersangkutan.
Bukti transaksi/pencatatan dilihat dari asalnya dibedakan
menjadi 2, yaitu :
a.
Bukti intern, yaitu pencatatan
kejadian dalam intern perusahaan itu sendiri, biasanya berupa memo dari pimpinan
atau orang yang ditunjuk. Misalnya bukti pencatatan untuk penyusutan aktiva
tetap, penghapusan piutang, pengalokasian beban, dan lainnya.
b.
Bukti ekstern, yaitu bukti
pencatatan transaksi yang terjadi dengan pihak luar perusahaan, misalnya
faktur, kuitansi, nota debit, dan nota kredit.
Faktur, adalah perhitungan
penjualan kredit yang dibuat oleh pihak penjual disampaikan pada pihak pembeli.
Faktur ini biasanya dibuat rangkap, yang asli diberikan kepada pembeli sebagai
bukti pembelian barang secara kredit, sedangkan copy-nya dipegang pihak penjual
sebagai bukti pencatatan penjualan kredit.
Kuitansi, adalah bukti
pembayaran uang yang dibuat oleh pihak penerima uang.
Nota, adalah penjualan/pembelian barang secara tunai. Nota
biasanya dibuat rangkap, dimana yang aslli diberikan pada pembeli, copy-nya
dijadikan bukti pencatatan bagi penjualan.
Nota Debit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang
dikirim oleh suatu perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah didebet
dengan jumlah tertentu. Bagi langganan yang menerima Nota Debit ini akan
mencatat pada akun pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi
kredit.
|
Nota Kredit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang
dikirim oleh suatu perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah dikredit
dengan jumlah tertentu. Bagi langganannya yang menerima Nota Debit ini akan
mencatat pada akun pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi
debit.
|
Memo (Bukti Memorial), adalah bukti pencatatan yang
dikeluarkan oleh pimpinan perusahaan atau orang yang diberi wewenang untuk
kejadian-kejadian yang berlangsung di dalam intern perusahaan itu sendiri.
|
B. ANALISIS BUKTI PENCATATAN
1. Pengaruh
Transaksi Terhadap Harta, Utang, dan Modal
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa
setiap terjadi transaksi akan berpengaruh terhadap komposisi harta, utang, dan
modal. Namun perubahan tersebut tetap dalam keadaan seimbang. Pencatatan yang
demikian pada dasarnya merupakan penerapan sistem pembukuan berpasangan.
Artinya setiap transaksi akan dicatat pada 2 aspek yang berbeda, yakni sisi
kiri (debet) dan sisi kanan (kredit) pada dua atau lebih akun (account) yang
terpengaruh.
Dengan demikian sebelum suatu pencatatn
dilakukan atas suatu transaksi berdasarkan dokumen sumber, maka bukti
pencatatan perlu dianalisis terlebih dahulu. Analisis ini dimaksudkan untuk
menetapkan :
a.
Akun apa saja yang terpengaruh
dengan transaksi tersebut (harta, utang, moda, pendapatan, dan beban).
b.
Pengaruh transaksi tersebut
bertambah atau berkurang terhadap akun yang bersangkutan.
c.
Akibat penambahan atau
pengurang itu akun-akun yang bersangkutan darus didebit atau dikredit.
d.
Berapa jumlah pengaruh
tersebut.
2. Posisi Normal
Akun Harta, Utang, Modal, Pendapatan, dan Beban
pengaruh suatu transaksi terhadap dua
atau lebih akun dilakukan dengan menambah atau mengurangi atau dengan kata lain
mendebit atau mengkredit sejumlah nilai tertentu pada akun tersebut. Setiap
akun mempunyai posisi normal/seharusnya. Posisi normal akun dasar pemikirannya
adalah posisi sebuah neraca.
HARTA = UTANG + MODAL
Dengan demikian akun-akun harta mempunyai posisi normal
sebelah kiri (debet), jika harta bertambah, harta akan di-debet, sebaliknya
jika harta berkurang, harta akan dikredit. Secara lebih jelas posisi normal
akun seperti tabel berikut :
Kelompok Akun
|
Normal
|
Bertambah
|
Berkurang
|
Harta
Utang
Modal
Pendapatan
Beban
|
Debet
Kredit
Kredit
Kredit
Debet
|
Debet
Kredit
Kredit
Kredit
Debet
|
Kredit
Debet
Debet
Debet
Kredit
|
C. JURNAL UMUM
1. Pengertian Jurnal
Setiap terjadi transaksi, pencatatan
langsung ke akun yang terpengaruh pada dasarnya praktis. Namun pencatatan yang
demikian mengandung kelemahan yaitu antara lain bila terjadi kesalahan dalam
pencatatan susah untuk menelusuri dan menemukannya kembali. Selain itu tidak
terlihat/tampak catatan kronologis mengenai terjadinya transaksi tersebut. Oleh
karena itu, sebelum suatu transaksi dicatat ke akun, sebaiknya dilakukan
pencatatan terlebih dahulu ke dalam suatu jurnal.
Kata jurnal berasal dari Bahasa
Perancis “jour” yang berarti “hari”. Dengan demikian pengertian jurnal atau
catatan harian adalah formulir khusus yang dipakai untuk mencatat setiap
transaksi, berdasarkan dokumen/bukti transaksi, secara kronologis sesuai
akun-akun yang terpengaruh dalam jumlah tertentu dengan cara didebet atau
dikredit.
Dari pengertian di atas, dapat
disimpulkan jurnal mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.
Fungsi
historis,
artinya pencatatan setiap bukti transaksi dilakukan secara kronologis
berdasarkan tanggal terjadinya.
b.
Fungsi
Pencatatan,
artinya semua transaksi dicatat dalam buku jurnal tanpa ada yang tertinggal.
c.
Fungsi
instruktif,
artinya catatan dalam jurnal merupakan perintah untuk mendebet atau mengkredit
akun-akun tertentu dalam jumlah dan nilai yang tertentu pula.
d.
Fungsi
analisis,
artinya pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis dalam bentuk
pendebetan atau pengkreditan akun-akun dalam jumlah atau nilai tertentu.
e.
Fungsi
Informatif,
artinya catatan dalam jurnal memberikan penjelasan mengenai transaksi yang
terjadi.
2. Bentuk Jurnal
Secara umum dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Pada bab ini yang akan
dijelaskan adalah Jurnal Umum. Adapun bentuk jurnal umum adalah sebagai
berikut.
JURNAL UMUM
Halaman :
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
|
|
|
|
|
|
|
D. BUKU BESAR
1. Pengertian Buku Besar
Sebelumnya telah dijelaskan
bahwa Akun adalah daftar atau tempat yang digunakan untuk mencatat dan
menggolongkan tiap-tiap transaksi yang mengakibatkan perubahan-perubahan pada
harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang,
modal, pendapatan, dan beban disediakan sebuah akun tersendiri. Kumpulan
akun-akun yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan ini disebut Buku Besar.
Buku Besar dapat
digolongkan menjadi dua kelompok akun, yaitu Akun Riil (akun tetap) yang meliputi akun-akun Harta, Utang, dan
Modal; dan Akun Nominal (akun
sementara) yang terdiri atas akun-akun Pendapatan dan Beban. Posisi normal
akun-akun beserta pengaruhnya (bertambah atau berkurang) dapat dilihat seperti
pada tabel berikut.
Kelompok Akun
|
Normal
|
Bertambah
|
Berkurang
|
|
Akun Riil
|
Harta
Utang
Modal
|
Debet
Kredit
Kredit
|
Debet
Kredit
Kredit
|
Kredit
Debet
Debet
|
Akun Nominal
|
Pendapatan
Beban
|
Kredit
Debet
|
Kredit
Debet
|
Debet
Kredit
|
2. Bentuk Buku Besar
Tiap perusahaan
dapat memiliki dan menggunakan akun yang bentuk dan kolomnya bervariasi
disesuaikan dengan kebutuhan. Namun secara umum bentuk akun Buku Besar dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
s
a. Bentuk T
Akun Buku Besar
bentuk T ini terdiri atas dua bagian yang persis sama sebelah menyebelah.
Bagian sebelah kiri disebut sisi Debet dan bagian sebelah kanan disebut sisi
Kredit. Adapun setiap akun memiliki :
a.
Judul Akun (Nama dan Nomor Kode Akun)
b.
Bagian/kolom penambahan
c.
Bagian/kolom pengurangan
Kas No : 111
Bentu T ini dapat dikembangkan menjadi bentuk 2 kolom seperti
berikut.
Tanggal
|
Uraian
|
Ref
|
Debet
|
Tanggal
|
Uraian
|
Ref
|
Kredit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
b.
Bentuk
Bersaldo
Bentuk ini disebut Bentuk Bersaldo
karena pada bentuk ini disediakan kolom khusus untuk mencatat sisa atau saldo
dari akun tersebut setiap terjadi perubahan akibat terjadinya suatu transaksi.
Bentuk bersaldo ini terdiri dari :
Akun Bersaldo 3 kolom dan 4 kolom.
Akun Bersaldo 3 kolom :
KAS No
: 111
Tgl
|
Uraian
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
|
|
|
|
|
|
Akun Bersaldo 4
kolom :
KAS No : 111
Tgl
|
Uraian
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
3.
Pemindahbukuan (posting) Jurnal ke
Buku Besar
Setelah
transaksi dicatat dalam Jurnal, tahap berikutnya adalah pemindahbukuan
(posting) dari Jurnal tersebut ke Buku Besar. Prosedur posting tersebut adalah
sebagai berikut:
a.
Pindahkan tanggal jurnal ke tanggal akun
yang bersangkutan.
b.
Pindahkan jumlah jurnal ke akun yang
bersangkutan. Jumlah D Jurnal pindahkan ke sisi D akun dan jumlah K Jurnal
pindahkan ke sisi K akun yang bersangkutan. Untuk akun Bentuk Bersaldo,
langsung dihitung sisa/saldonya dan isikan saldo tersebut pada kolom yang
sesuai.
c.
Cantumkan nomor halaman buku jurnal ke
kolom Ref (referensi) akun Buku Besar.
d.
Cantumkan nomor kode akun Buku Besar ke
kolom Ref (referensi) Jurnal.
Contoh :
JURNAL UMUM
Halaman
: 01
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
|
2008 Jan
|
01
|
Kas
Modal Erwina
|
111
311
|
9.000.000
|
9.000.000
|
KAS No
: 111
Tgl
|
Uraian
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
||
Debet
|
Kredit
|
||||||
2008 Jan
|
01
|
Setoran modal (investasi) awal
|
01
|
9.000.000
|
|
9.000.000
|
|
MODAL ERWINA No
: 311
Tgl
|
Uraian
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
||
Debet
|
Kredit
|
||||||
2008 Jan
|
01
|
Setoran modal (investasi) awal
|
01
|
|
9.000.000
|
|
9.000.000
|
BAB
V
NERACA
SALDO, JURNAL PENYESUAIAN, DAN WORKSHEET
|
A.
NERACA
SALDO
1.
Pengertian
Neraca Saldo
Setelah tahapan pencatatan ke dalam Jurnal dan Buku Besar dilakukan,
tahap selanjutnya adalah tahap pengikhtisaran, yaitu menghitung saldo-saldo
setiap akun Buku Besar yang ada dalam suatu perusahaan. Saldo setiap akun
kemudian dikumpulkan dalam suatu daftar yang disebut Neraca Saldo. Adanya Neraca Saldo berguna untuk menentukan :
a. Ketelitian
pencatatan dalam Jurnal dan Buku Besar.
b. Kekeliruan
yang mungkin terjadi pada proses pencatatan.
c. Mempermudah
penyusunan Laporan Keuangan.
2.
Cara
Menyusun Neraca Saldo
Neraca Saldo dapat disusun mengikuti langkah-langkah berikut ini :
a. Hitung
sisa/saldo dari masing-masing akun Buku Besar.
b. Saldo
tiap akun dimasukkan/dipindahkan ke dalam Neraca Saldo, dengan disusun
berdasarkan urutan nomor akun atau sifat-sifat akun.
Adapun bentuk atau format Neraca Saldo adalah sebagai berikut.
NAMA PERUSAHAAN
NERACA SALDO
Untuk Periode 31 Desember 200…
No Akun
|
Nama akun
|
Debet
|
Kredit
|
|
|
|
|
B.
JURNAL
PENYESUAIAN
1.
Pengertian
Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo merupakan dasar penyusunan Laporan Keuangan. Namun
angka-angka yang terdapat di dalamnya belum menunjukkan keadaan keuangan yang
sebenarnya dari suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam praktiknya,
perusahaan seringkali mengalami kejadian dimana pendapatan yang diterima
melebihi waktu periode akuntansi untuk penyusunan Laporan Keuangan. Selain itu
beban yang dikorbankan/dikeluarkan kadang tidak bersamaan dengan prestasi/hasil
yang diterima. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan, yang merupakan
pedoman dalam melaksanakan pencatatan sampai pelaporan transaksi keuangan,
pendapatan baru diakui sebagai pendapatan pada saat realisasinya yaitu pada
waktu transaksi terjadi sehingga menimbulkan hak dan kewajiban. Pembebanan
biaya sedapat mungkin dihubungkan dengan pendapatan yang dilaporkan dalam
periode dimana pendapatan tersebut diakui.
Dengan demikian untuk dapat menghasilkan Laporan Keuangan yang
sesuai dengan keadaan sebenarnya dan tidak melanggar Standar Akuntansi Keuangan
yang dipedomani, diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap pendapatan dan
beban melalui Jurnal Penyesuaian. Dengan kata lain Jurnal Penyesuaian dibuat
untuk menyesuaikan saldo akun-akun Buku Besar ke saldo yang sesungguhnya, dan
memisahkan pendapatan dan beban dalam periode-periode yang sebenarnya.
2.
Hal-hal
yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian
Ada 2
kelompok transaksi yang memerlukan jurnal penyesuaian. Kedua kelompok tersebut
adalah :
a.
Suatu transaksi yang sudah dicatat,
tetapi perlu dikoreksi agar mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
1)
Perlengkapan
2)
Beban dibayar dimuka
3)
Pendapatan diterima dimuka
b.
Suatu transaksi yang sudah terjadi,
tetapi belum dicatat.
1)
Beban yang akan dibayar
2)
Pendapatan yang akan diterima
3)
Penyusunan aktiva tetap
Untuk
lebih jelas berikut diberikan contoh.
1)
Perlengkapan
Pada
tanggal 03 Januari 2008 perusahaan membeli perlengkapan kantor secara tunai
sebesar Rp. 3.000.000,00 (D). Pada akhir Januari, perlengkapan kantor yang
tersisa menunjukkan nilai Rp. 450.000,00.
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
|
2008
Jan
|
03
|
Perlengkapan
kantor
Kas
(Pencatatan
pembelian perlengkapan kantor)
|
|
3.000.000
|
3.000.000
|
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
|
2008
Jan
|
31
|
Beban
perlengkapan kantor
Perlengkapan kantor
(Pencatatan
penyesuaian akun perlengkapan kantor)
|
|
2.550.000
|
2.550.000
|
2)
Beban dibayar dimuka
Pada
tanggal 31 Januari 2008, akun Asuransi Dibayar Dimuka menunjukkan sisa/saldo
sebesar Rp. 1.200.000,00 (D). Jumlah tersebut adalah untuk premi asuransi
selama 1 tahun terhitung mulai 01 Januari 2008.
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
|
2008
Jan
|
31
|
Beban
asuransi
Asuransi Dibayar Dimuka
(Pencatatan
penyesuaian akun Asuransi Dibayar
Dimuka)
|
|
100.000
|
100.000
|
3)
Pendapatan Diterima Dimuka
Tanggal
31 Desember 2007, akun Pendapatan Sewa Diterima Dimuka menunjukkan saldo Rp.
24.000.000,00 (K). Jumlah tersebut untuk sewa yang diterima untuk jangka waktu
2 tahun terhitung mulai 1 Oktober 2007.
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
|
2008
Jan
|
31
|
Pendapatan sewa Diterima Dimuka
Pendapatan Sewa
(Pencatatan penyesuaian akun Pendapatan sewa Diterima Dimuka)
|
|
600.000
|
600.000
|
4)
Beban yang akan dibayar
Pada
tanggal 31 Januari 2008, Beban Listrik dan Telepon yang harus dibayar sebesar
Rp. 2.500.000,00. Beban tersebut akan dilakukan pembayarannya pada tanggal 02
Februari 2008.
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
|
2008
Jan
|
31
|
Beban
Listrik dan Telepon
Utang Listrik dan Telepon
(Pencatatan
penyesuaian akun beban serta Utang
Listrik dan Telepon)
|
|
2.500.000
|
2.500.000
|
5)
Pendapatan yang akan diterima
Pada akhir
januari 2008, Pendapatan Bunga bulan Nopember yang belum diterima sebesar Rp.
1.250.000,00.
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
|
2008
Jan
|
31
|
Piutang Bunga
Pendapatan Bunga
(Pencatatan penyesuaian akun beban serta Utang Listrik dan Telepon)
|
|
2.500.000
|
2.500.000
|
Cttn : akun Piutang Bunga = akun
Pendapatan Bunga yang Masih Harus Diterima
6)
Penyusutan aktiva tetap
Pada
Tanggal 05 Januari 2005 dibeli sebuah mobil seharga Rp. 160.000.000,00 untuk
kegiatan operasional perusahaan. Umur mobil secara ekonomis diperkirakan 5
tahun dengan nilai sisa Rp. 10.000.000,00. Penyusutan menggunakan metode garis
lurus (disusutkan dengan jumlah/nilai yang sama selama umur ekonomis). Jurnal
penyesuaian untuk periode tahun 2008 adalah seperti pada jurnal berikut.
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
|
2008
Jan
|
31
|
Beban Penyusutan Kendaraan
Akumulasi Penyusutan Kendaraan
(Pencatatan penyesuaian akun Beban dan Akumulasi penyusutan kendaraan)
|
|
30.000.000
|
30.000.000
|
C.
WORKSHEET
1.
Pengertian
Kertas Kerja
Jurnal
Penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan saldo akun dalam Neraca Saldo menjadi
saldo yang sebenarnya/sesungguhnya. Saldo setelah penyesuaian tersebut disebut
dengan Neraca Saldo yang Disesuaikan atau Neraca Saldo Setelah Penyesuaian.
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ini merupakan dasar penyusunan Laporan
Keuangan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu akun-akun dalam Neraca
Saldo terdiri atas 2 kelompok akun, yaitu :
a. Kelompok
Neraca/Riil, yang terdiri dari akun-akun Harta, Utang, dan Modal
b. Kelompok
Laba-Rugi/Nominal, yang terdiri dari akun-akun Pendapatan dan Beban.
Untuk mempermudah penyusunan Laporan Keuangan dengan benar
diperlukan suatu alat bantu yaitu Kertas Kerja (worksheet). Kertas kerja atau
worksheet adalah suatu daftar atau media tempat pencatatan Neraca Saldo,
Penyesuaian, serta penggolongan Akun Buku Besar.
2.
Fungsi
Kertas Kerja
Dari
penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Kertas Kerja mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Mempermudah
pembuatan Laporan Keuangan, karena terdapat kelompok akun Buku Besar yang
sesuai dengan Laporan Keuangan yang akan disusun.
b. Menghindari
kesalahan dalam membuat Laporan Keuangan
3.
Bentuk
Kertas Kerja
Bentuk
akun format Kertas Kerja atau Worksheet dapat dibuat dalam 6 kolom, 8 kolom, 10
kolom, atau 12 kolom. Format yang sering digunakan adalah format 10 kolom.
Kertas Kerja 6
kolom
No Akun
|
Nama Akun
|
Neraca Saldo
|
Laba-Rugi
|
Neraca
|
|||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
Kertas Kerja 8
kolom
No Akun
|
Nama Akun
|
Neraca Saldo
|
Penyesuaian
|
Laba-Rugi
|
Neraca
|
||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kertas Kerja 10
kolom
No Akun
|
Nama Akun
|
Neraca Saldo
|
Penyesuaian
|
NS stlh Penys.
|
Laba-Rugi
|
Neraca
|
|||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kertas kerja 12
kolom
No Akun
|
Nama Akun
|
Neraca Saldo
|
Penyesuaian
|
NS stlh Penys.
|
Laba-Rugi
|
Modal
|
Neraca
|
||||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. Cara Menyusun Kertas Kerja
Langkah-langkah dalam menyelesaikan Kertas Kerja adalah sebagai
berikut :
a. Susun
Neraca Saldo.
b. Buat
jurnal penyesuaian dalam Jurnal Umum.
c. Pindahkan
jurnal penyesuaian ke dalam kolom penyesuaian dalam worksheet.
d. Selesaikan
Neraca Saldo setelah Penyesuaian, dimana :
1) D NS
+ D JP =D NSP
2) K NS
+ K JP = K NSP
3) D NS
– K JP : jika D NS > K JP maka = D NSP; jika D NS < K JP maka = K NSP
4) NS
ada angka, JP kosong : D NS langsung ke D NSP; K NS
langsung ke K NSP.
5) NS
kosong, JP ada angka: D JP langsung ke D NSP; K JP langsung ke K NSP.
e. Dalam NS setelah Penyesuaian terdapat 2
kelompok akun :
1) Akun-akun
Neraca (H,U, dan M) pindahan lajur Neraca sesuai pada posisinya D atau K.
2) Akun-akun
Laba Rugi (P dan B) pindahkan ke lajur Laba Rugi sesuai pada posisinya D atau
K.
f. Kolom
R/L :
1) Jumlahkan
K R/L Rp. ……… (pendapatan)
2) Jumlahkan
D R/L Rp. ……… (beban) ___
Rp. ………
Saldo Laba (P>B), ditulis di
kolom Debit R/L
Saldo Rugi (P<B), ditulis di
kolom Kredit R/L
Jumlah Debet R/L = Jumlah Kredit
R/L
g. Kolom
Neraca :
1)
Jumlahkanlah D Neraca Rp. ………
2)
Jumlahkanlah K neraca Rp. ………
Kalau
D> K = saldo Laba, ditulis di sisi K Neraca
Kalau
D< K = saldo Rugi, ditulis di sisi D Neraca
Jumlah
Debet Neraca = Jumlah Kredit Neraca
D. PENGERTIAN JURNAL
PENUTUP
1. Pengertian Jurnal
Penutup
Sebagaimana ayat-ayat jurnal
umum diposting ke akun-akun Buku Besar, maka ayat jurnal penyesuaian pun
diposting ke akun Buku Besar yang bersangkutan. Tahap selanjutnya setelah
dilakukan posting dari jurnal penyesuaian ke Buku Besar adalah menutup akun
Buku Besar melalui ayat jurnal penutup.
Jurnal Penutup
adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk meng-nol-kan
akun-akun nominal/sementara untuk dipindahkan ke akun modal melalui ikhtisar
L/R. Menutup akun-akun nominal merupakan proses akhir untuk menentukan
kemampuan dalam memperoleh laba selama satu periode akuntansi.
2. Fungsi Jurnal Penutup
Ayat jurnal penutup
merupakan jurnal untuk menutup akun-akun pendapatan, akun-akun beban, akun
ikhtisar L/R, dan akun Prive. Dengan demikian jurnal penutup berfungsi
mengikhtisarkan semua pos-pos yang mempengaruhi perubahan modal selama satu
periode akuntansi.
3. Hal-Hal Yang Memerlukan
Jurnal Penutup
Akun-akun yang
memerlukan jurnal penutup adalah akun-akun yang berpengaruh terhadap perubahan
modal sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu :
a. Pendapatan
b. Beban
c. Prive
d. Laba
dan Rugi usaha
4. Cara Menyusun Jurnal
Penutup
a. Pindahkan
akun-akun pendapatan ke akun ikhtisar L/R melalui jurnal :
Pendapatan Rp. ………
Ikhisar L/R Rp. ………
b. Pindahkan
akun-akun beban ke akun ikhtisar L/R melalui jurnal :
Ikhtisar L/R Rp. ………
Beban Rp.
………
c. Pindahkan
saldo akun prive ke akun modal melalui jurnal :
Modal Rp.
………
Prive Rp.
………
d. Pindahkan
saldo akun ikhtisar L/R kea kun modal melalui jurnal :
Jika Laba : ikhtisar L/R Rp. ………
modal Rp. ………
Jika Rugi : Modal Rp.
………
Ikhisar
L/R Rp. ………
E. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN
Setelah jurnal penyesuaian dan
jurnal penutup dipindahkan/diposting ke akun-akun Buku Besar, maka akun-akun
nominal (Pendapatan, Beban, dan Prive) akan bersaldo nol. Untuk memastikan
keseimbangan akun-akun Buku Besar dari kelompok akun-akun Riil (neraca), maka
disusun Neraca saldo setelah Penutupan. Neraca SAldo setelah Penutupan adalah
tahapan terakhir kegiatan suatu periode akuntansi, yang merupakan neraca akhir
periode tersebut dan menjadi neraca awal periode akuntansi berikutnya.
BAB VI
LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat membuat Laporan Keuangan
|
A. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan adalah laporan yang
berisi informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada
suatu periode tertentu. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, Laporan Keuangan
utama meliputi : Laporan Laba-Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, Catatan
Atas Laporan Keuangan, Laporan Arus Kas.
B. KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan umum Laporan Keuangan menurut
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah :
a.
Memberikan
informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta
modal suatu perusahaan.
b.
Memberikan
informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto ( aktiva
dikurang kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam
rangka memperoleh laba.
c.
Memberikan
informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi
perubahan dalam menghasilkan laba.
d.
Memberikan
informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu
perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan infestasi.
e.
Mengungkapkan
sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang
relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan
akuntansi yang diterapkan perusahaan.
Dalam penyusunan laporan keuangan, setiap laporan keuangan harus
mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal atau jangka waktunya.
Informasi yang disajikan dalam Neraca adalah suatu tanggal tertentu, sedang
dalam laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas informasi yang disajikan
adalah untuk suatu jangka waktu tertentu.
Menurut SAK,informasi keuangan harus memenuhi tujuan kualitatif
sebagai berikut :
a.
Relevansi
suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaanya.
b.
Informasi
harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah
yang sesuai dengan batas pengertian para pemakai.
c.
Pengukuran
tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif.
d.
Informasi
harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak tergantung pada
kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
e.
Informasi
harus disampaikan tepat waktu.
f.
Informasi
dalam laporan keuangan harus memiliki daya banding dengan laporan keuangan
periode sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun dengan perusahaan lainnya.
g.
Informasi
akuntansi harus lengkap yang meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat
memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif di atas.
C. LAPORAN LABA RUGI
Laporan Laba Rugi adalah ringkasan
dari pendapatan dan beban suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu,
misalnya sebulan atau setahun. Laporan Laba Rugi menggambarkan hasil usaha
selama periode tertentu. Jika pendatapan lebih besar dari beban berarti
perusahaan laba, sebaliknya jika pendapatan lebih kecil dari beban berarti
perusahaan rugi.
Penyajian laporan laba-rugi harus
memuat laporan secara rinci semua unsur pendapatan dan beban dalam
jangka waktu tertentu. Laporan Laba-Rugi dapat dibuat dalam dua bentu yaitu :
bentuk langsung single step dalam bentuk bertahap multiple step.
a.
Bentuk single step atau bentuk langsung,
yaitu semua pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dijumlahkan,
kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan juga
dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban dimana selisihya
merupakan laba bersih atau rugi bersih.
b.
Bentuk multiple step atau bertahap, yaitu
bentuk laporan dimana pendapatan dan beban dibedakan dalam pendapatan dan beban
operasional serta pendapatandan beban non operasional. Pendapatan dan beban
operasional disajikan pertama, pendapatan dan beban non operasional disajukan
kemudian.
Laporan Laba
Rugi bentuk single step dan multiple step dapat dilihat seperti pada contoh
berikut.
Bentuk single step
HANI’S LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Pendapatan :
Pendapatan Jasa Rp. xx
Pendapatan Bunga Rp. xx
Jumlan pendapatan Rp. xx
Beban :
Beban pemakaian
perlengkapan Rp. xx
Beban sewa Rp.
xx
Beban upah dan
gaji Rp.
xx
Beban bunga Rp.
xx
Jumlah beban (Rp.
xx)
Laba Bersih Rp. xx
Bentuk multiple step
HANI’S LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Pendapatan dan Beban Operasional :
Pendapata Jasa Rp. xx
Beban :
Beban pemakaian
perlengkapan Rp. xx
Beban sewa Rp. xx
Beban upah dan
gaji Rp. xx
Jumlah beban (
Rp. xx
)
Laba
Operasional Rp.
xx
Pendapatan dan Beban Non-Operasional :
Pendapatan bunga
Rp.
xx
Beban bunga (
Rp. xx )
Laba
Non-Operasional Rp. xx
Laba Bersih
sebelum pajak Rp. xx
D. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas adalah
ringkasn tentang perubahan modal pemilik yang terjadi dalam suatu periode
tertentu. Laporan ini memberikan informasi mengenai penambahan atau pengurangan
modal selama periode tertentu. Penambahan modal berasal dari investasi dan
laba. Sedangkan pengurangan modal biasanya terjadi karena adanya kerugian dan
pengambilan untuk keperluan pribadi (prive).
HANI’S LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Modal 1 JAnuari 2008 Rp. xx
Laba Bersih Rp. xx
Pengambilan/prive (Rp. xx )
Penambahan Modal Rp. xx
Modal 31 Januari
2008 Rp. Xx
E. NERACA
Neraca adalah suatu daftar Harta,
Utang, dan Modal perusahaan pada tanggal tertentu, yang biasanya pada akhir
bulan atau akhir tahun. Neraca dapat dibuat dalam 2 bentuk, yaitu bentuk
perkiraan (Bentuk T) dan bentuk laporan.
Pada bentuk perkiraan, harta
dicantumkan di sisi kiri Neraca, sedangkan utang dan modal dicantumkan di sisi
kanan Neraca. Pada bentuk Laporan, utang dan modal dicantumkan dibawah harta.
Untuk lebih jelas berikut diberikan ilustrasi kedua bentuk tersebut.
HANI’S
LOUNDRY
Neraca
Per
31 Januari 2008
Harta : Utang
dan Modal :
Kas Rp. xx Utang
:
Perlengkapan Rp. xx Utang
Bank Rp. xx
Peralatan Rp. xx Modal
:
Jumlah harta Rp. xx Modal Hani Rp. xx
Jumlah
Utang dan Modal Rp. xx
Bentuk Laporan
HANI’S
LOUNDRY
Neraca
Per
31 Januari 2008
Harta
Harta Lancar :
Kas Rp. xx
Perlengkapan Rp. xx
Jumlah harta lancar Rp. xx
Harta Tetap
Peralatan Rp. xx
Jumlah Harta Rp. xx
Utang dan Modal
Utang :
Utang Bank Rp. xx
Modal :
Modal Hani Rp. xx
Jumlah Utang dan Modal Rp. xx
F. LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas berguna bagi
pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan menggunakan
arus kas tersebut. Laporan Arus Kas memungkinkan para pemakai laporan keuangan
untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan (termasuk
likwiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta
waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Informasi arus kas juga memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flows).
Arus kas dapat disusun dengan
menggunakan salah satu dari dua metode berikut ini :
a.
Metode langsung, dengan metode ini
kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.
b.
Metode tidak langsung, dengan metode ini
laba atau rugi bersih disesuaiakan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi
bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran
kas untuk operasi masa lalu dan masa depan, dan unsure penghasilan atau beban
yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Bentuk laporan arus kas, untuk kedua metode di atas seperti
disajikan dalam ilustrasi berikut ini.
Metode langsung
HANI’S LAUNDRY
Laporan Arus Kas
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Arus Kas dari Aktivitas
Operasi
Penerimaan kas
dari pelanggan Rp. xx
Pembayaran kas
kpd pemasok atau karyawan Rp. xx
Kas yang dihasilkan dari operasi Rp. xx
Pembayaran bunga Rp. xx
Pembayarn pajak
penghasila (Rp. xx)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp. xx
Arus Kas dari Aktivitas
Investasi
Hasil dari
pejualan aktiva tetap Rp. xx
Penerimaan Bunga Rp. xx
Penerimaan
deviden Rp. xx
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Rp.
xx
Arus Kas dari Aktivitas
Pendanaan
Hasil dari
pinjaman jangka panjang Rp. xx
Pembayaran hutang (Rp. xx)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Rp. xx
Kenaikan bersih kas atau setara kas Rp. xx
Kas atau setara Kas awal periode Rp. xx
Kas atau setara Kas akhir periode Rp. xx
Metode tidak langsung
HANI’S LAUNDRY
Laporan Arus Kas
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Arus Kas dari Aktivitas
Operasi
Laba bersih sebelum
pajak dan pos luar biasa Rp. xx
Penyesuaian :
Penyusutan Rp. xx
Beban bunga Rp. xx
Laba bersih sebelum perubahan modal kerja Rp. xx
Kenaikan piutang (Rp. xx)
Penuruan persediaan Rp. xx
Penurunan utang jk
pendek (Rp. xx)
Kas dan Hasil Operasi Rp. xx
Pemabayaran bunga (Rp. xx)
Pembayaran PPh (Rp. xx)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Rp. xx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Hasil dari penjualan
aktiva tetap Rp. xx
Penerimaan Bunga Rp. xx
Penerimaan deviden Rp. xx
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Investasi Rp. xx
Arus Kas dari Aktivitas
Pendanaan
Hasil dari pinjaman
jangka panjang Rp. xx
Pembayaran hutang (Rp. xx)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Rp. xx
Kenaikan bersih kas atau setara kas Rp. xx
Kas atau setara Kas awal periode Rp. xx
Kas atau setara Kas akhir periode Rp. xx
G. CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN
Dalam Standar
Akuntansi Keuangan dinyatakan bahwa Catatan atas Laporan Keuangan harus
mengungkapkan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijaksanaan
akuntansi yang diterapkan; informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan SAK
(PSAK) tetapi tidak disajikan di Neraca, Laporan laba rugi, Laporan arus Kas,
dan laporan Perubahan ekuitas; serta informasi tambahan yang tidak disajikan
dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian yang wajar.
Catatan atas Laporan Keuangan, meliputi penjelasan naratif /
rincian jumlah yang tertera dalam Neraca, Laporan L/R, Laporan Arus Kas,
Laporan Perubahan Ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi
dan komitmen.
Terima kasih atas ilmu dan penjelasannya terkait dengan pengertian neraca saldo
ReplyDelete